ARTIKEL



SURAT – SURAT SULTAN BUTON XXVI MUHYIUDDIN ABDUL GAFUR KEPADA KOMPENI BELANDA DI BATAVIA

1. SURAT BERTARIKH 8 RABIULAWAL 1207/ 24 OKTOBER 1792

Quwluhu al-Haqq wa-kalamuhu al-sidq, bahwa warkat al-ikhlas yang didalam kandungan kertas sekeping menzahirkan beberapa pengharapan yang amat setiawan beserta dengan kasih mesrah yang sempurna dermawan dari pada PADUKA ANAKANDA SRI SULTAN MAHYIUDDIN Raja buton . Berittifaq dengan segala wazir menteri-menterinya serta sekalian Bobato di dalam daerah negeri Buton. Barang disampaikan kebawah kursih PADUKA AYAHANDA KOMPENI HEER GUNARDUR JENDRAL yang melengkapi kuasa kekerasan Kompeni pada sepanjang alam tanah Jawa besrta dengan segala tuan-Tuang Raden Van India yang mengiringkan diri di dalam kota intan Betawi Darul Masyhur.
Syahdan, adalah dipohonkan diatsnya barang dikekalkan kiranya diatas martabat kebesaran dan kemuliaan dan serta berlanjut usia umur jamannya dengan hidup dengan kesentosaanya didalam dunia ini, mudah-mudahan kiranya pertambatan tali perdagangan pada antara kerajaan Kompeni dengan Kerajaan Buton su[paya ada kiranya sedia setiap dengan tiada sekali –kali berubah dan bercerai dengan selama-lamanya juga adanya.
Waba’dahu, kemudian dari pada itu dengan sempurna dan sebaik –baik memeri maklum dan makfum kiranya atas PADUKA AYAHANDA KOMPENI HEER GUNARDUR JENDRAL dan segala Raden Van India di Betawi peri hal adapun surat Kompeni yang didalam tangan Alperes pada tahun dahulu dipersertakan dengan hadia kirimannya satu payung ubur, dengan bendera Kompeni, lagi beberapa rupa kain-kain yang berbagai-bagai jenis warna itupun telah sampailah kemari ke Buton dengan sejahteranya. Akan Paduka Sri Sultan dengan segala wazir menteri-menterinya telah menyambut sertaa diterimah kasih dengan sebagai mana perintah hormat yang sangat kemuliaan Negeri Buton yang telah mesra biasa selamanya. Maka, peri kemudiannya apabila membuka gulungan kertasnya dan serta ia baca, amat mengertilah dengan kerinduan yang memerih suka cita dalamnya. Istimewa pula maklm kiranya oleh gernadur jendral dan segalah rade Van Idia di Betawi akan perihal ikhwal Paduka Sri Sultan dan segala wazir menteri-Menter nya telah mendapat untung celaka yakni Subhanahu wataallah menurunkan bala api kepada Negeri Buton. Adapun rumah Sri Sultan dan sealian rumah – rumah yang lainya pada sebelah Negeri Buton pada pihak sehari habislah hangus terbakar dimakan api, lagi beberapa gudang senjata negeri Buton seperti senapan dan obor dan pelor yang telah sudah hancur binasa, maka peri demikian juga adanya.
Sebermula maklum kiranya oleh GURNADUR JEDREAL dan segala Raden van India di Betawi, adapun Paduka Sri Sultan dan segala wazir menteri-menterinya telah himpun- himpun mengira-ngirakan serta menuntut pada jalan istiadat yang benar betulnya, lalu ia menyurui menteri Dete dan Menteri Wajo, serta empat orang Pengelasan supaya mendapat serta mengunjung ke bawah Kursi Tuan Gernadur Jenderal dan segala Raden van India di Betawi.
Tambahan lagi, Serta melayangkan kertas sekeping peri terlalu gelap hari kesusahan didalamnya oleh Sri Sultan dan segalah Wazir menteri-menterinya kepada pihak mana juga akan manalah permintaanya dan surat-suratnya melainkan kepada pihak Kompeni dari karena ibu bapa kita yang sedia adanya. Maka barang ada kiranya dengan ijin kemurahannya oleh gurnadur Jenderal dan segla rade van India di betawi hendaklah kiranya seboleh-bolehnya MEMERI PERTOLONGAN SEPERTI SENAPANG DAN OBOR DAN PELOR BARANG SERATUS PUCUK.MAKA JIKALAU ADA HAL KEKURANGAN PADA HARGA YANG DIBAWAH UTUSAN ITU KARENA DUA PULUH LASYKAR apabila tiada cukup hendaklah kiranya hal manalah dalam surat Kompeni yang dibawah utusan itu pulang ke Buton.
Seperkara lagi , maklum kiranya oleh Gunadur jenderal dan sgala Raden van India di Betawi dari karena tersebut didalam suratnya supaya hendak memeri peringatan, kami menyuruh utusan besar pergi ke mangkasar supaya membaharui waad perjanjian yang selamanya. Akan perihal itutlah paduka Sri Sultan dan segala wazir menteri-menterinya barang adatiada sesuatu hal yang melintang dia pada musim angim timur sekarang ini,adalah ia melakukan menyuruh dua orang bobato dan dua orang menteri akan pergi berlayar ke Mangkasar serta bersama, dengan kometir Kompeni jua adanya.
Seperkara lagi, maklum kiranya oleh Gurnadur jenderal dan segala raden van india di Betawi kepeda masa permulaan angin timur sekarang ini, adalah sebuah kapal dating pada matahari hidup ( Timur ) ia bersingga kemari serta berlabu di mulut ( muara) sungai negeri Buton. Akan hal paduka Sri Sultan dan segala wazi menteri-menterinya telah menyuruh juru bahasa memeriksai, maka sepatah pun tiada sekali mengerti bahasa Melayu, hanya perkataan, sendiri jua yakni gerangan Inggris terlalu hebat lagi. Beberapa jenis maslahat yang ada padanya seperti senjatanya dan kelakuanya, maka peri itulah yang diketakut kami jua adanya.
Seperkara lagi, maklum kiranya gernadur Jenderaldan segala eraden van India di betawi, yakni adapun dua orang buton dengan beberapa tahun lalu antaranya tinggal di Pulau Air akan nama negerinya Wajo, peri itulah Sri Sultan dari karena dia empunya lagi tiada sekali –sekali dia terjual hanya tinggal saja. Maka peri itulah mudah-mudahan kiranya oleh Gurnadur Jenderal di Betawi hendaklah kiranya menyuruh supaya memberikan pada utusan itu jua adanya.
Seperkara lagi, maklum kiranya oleh GURNADUR JENDERAL dengan segala Raden van India di betawi, adapun Paduka Sri Sultan telah adalah menyuruh dengan sangat permintaanya barang ada satu pedang sapati yang tealah dikirimkanya pada tangan utusan itu juga yang betul punya mata, lagi pedang yang satu itu hendak disuruhkan supaya diperbaiki karena sudahlah hangus dan lagi senapan buatan orang Palembang barang sepucuk jua adanya yang bagus barang tujuh jengkal, demikianlah. Apalah kiranya pada akhir al-satarnya ‘HANYA DUA LAPAN LASYKAR LAKI-LAKI’ Akan Tanda Alamat Al-Hayat Kepada Kompeni dan TUAN GURNADUR JENDERAL sendirinya DUA ORANG jua adanya, dan lagi pula cita halus barang dua kayu tanah putih berkembang hitam dan gunting dan d ua mata kucing yang terang dua dan main-main cengki jua adanya.
Tersurat Di Istanah Buton Dalam Kerajaan Sri Sultan Raja Buton Pada Dua Lapan Hari Bulan Rabilulawal Pada Hari Khamis Dan Hijrat Al-Nabi Sal-Alam Seribu Dua Ratus Tujuh Pada Tahun Jim
2. SURAT BERTARIKH 20 RABIULAWAL 1213 H / 1 OKTOBER 1799

Quwluhu al-haqq, Bahwa warkat al-fariz serta menyatakan tabi banyak, akan tanda penghargaan muhiba al-ikhlas dari pada PADUKA ANAKANDA Sri Sultan Muhyiddin Raja Buton serta denga segala wazir orang-orang besar dan menteri-menterinya, sekalian bobato, senantiasa mengandung hati yang sebenar betulnya dating kiranya mendapatkan kebawah qadam hadirat paduka Ayahanda Kompeni Tuan Heer Gurnadur Jenderal yang mempunyai kuasa perintahnya pada selebar alam Tanah jawa serta dengan segala tuan raden Van In dia yang ada sebicaranya di dalam kota kompeni bernama Intan Betawi Bandar yang kamaliyah.
Syahdan, dipohonkan atas barang dianugrahi jua kiranya selamat dan sejahtera kekal diatas pangkat darjah ketinggian dengan melakukan tadbir perintahnya dan serta lanjut usia umur zamannya dengan hidup yang kesentosaan supaya ada kiranya berhubung muhibah al-rafiq pada antara saudara-bersaudara, istimewa kepada handai taulan yang terhala dengan kesukaran jua adanya.
Waba’dahu, kemudian dari itu maka adalah PADUKA ANAKANDA SRI SULTAN dengan segala wazir menteri-menterinya amat memeri kesukaannya dalam menyuruh seorang menteri Dete serta dua orang pangalasan dan seorang jurubahasa dengan teman-temannya berkendara pada sebuah perahu akan menyampaikan sekeping kertas kebawah duli hadirat PADUKA AYAHANDA KOMPENI TUAN HEER GURNADUR JENDERAL dan Raden van India di Betawi supaya makruf dengan sempurna peri kesusahannya yang amat kabir oleh Sri dan segala wazir menteri-menterinya pada masa sekarang Kametir Kompeni kepala waad perdamaian selamanya yakni telah luputlah dua musim lamanya antara oleh Kompeni tiadalah ia menyuruh dating kemari di Buton seperti kebiasaannya bergenap, tahun adanya.
Syahdan, oleh Gurnadur Jenderal dan segala Raden van India di Betawi, karena inilah sebabnya telah menaruh di dalam piker sangkanya yang tiada sepatutnya kepada rakyat-rakyatnya oleh negeri Buton sekarang adalah membawa kepada orang Inggris jua adanya.
Sebermula, adanya Paduka Sri Sultan dan segala wazir menteri-menterinya terlalu sangat memeri duka cita dalam fu’ad adanya dari pada sebab mendengar seperti demikian sangkanya oleh Kompeni. Tambahan lagi orang Buton dari dahulu sampai masa sekarang tiadalah sekali berpaling pada tempat lain melainkan kepada pihak kompeni jua karena ibu bapa yang tiada sedia adanya.
Seperkara lagi, Sri Sultan dan wazir menteri-menterinya telah adalah menyeru dengan sangat permintaannya kepada Tuan Gurnadur Jenderal dan Raden van India di Betawi, mudah-mudahan barang ada kiranya akan hal manalah pengasih dan penyayang kepada sahabat yang kesukaran, hendaklah kiranya menyuruh Kametir kompeni itu dating kemari, kalau ada ia hilang waham dan piker oleh Kompeni lagi itulah yang asal dan pohon. Demikianlah istimewa pula negeri Buton ini telah adalah tinggal di hujung tanjung apabila ada suatu mendatang dia seperti Kompeni empunya musuh jikalau tiada memandang dengan Kametir Kompeni, niscaya betapa daya dan upaya hal mengetahui sekalian pekerjaan kami yang telah ada ia mufakatkan dengan pekerjaan kompeni atau seperti musuh yang boleh dapat mengira akan dilawan atau tiada jua adanya.
Seperkara lagi, adapun Kompeni empunya perahu seperti kapal dan selup telah putuslah di dalam tiga tahun lama antaranya tiada dalam memandang barang-barang ada yang dating dari betawi atau mangkasar atau yang turun dating dari ternate satupun tiada hal memandang betapa gerangan sebabnya oleh kompenikalau-kalau ia telah mendapat suatu mudarat yang amat kabir. Maka peri itulah Sri Sultan dan wazir menteri-menterinya amat pulah memeri kesushan serta duka cita dan warta khabar yang mutawatir tiada sekali didengarnya, demikianlah.
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Seperkara lagi, Sri Sultan dan segala wazir Menteri-menterinya ada suatu mudarat kesusahan, juru tulis yang menyurat kiriman pada setahun –setahun adalah sakit, terlalu keras penyakitnya siang dan malam. Tetapi sekarang ini yang menyurat kiriman itulah anak-anak yang da’if lagi bebal. Jikalau ada yang mendapat salah dalam warkahnya ini perkataan yang lebih atau kurang, Tuan Heer Gurnadur yang memeri maaf serta izin keridaannya demikianlah adanya. Apalah kiranya tanda alamat al-hayat pada akhir al-satarnya hanya DUA LAPAN ORANG BINGKISAN kepada Kompeni dan DUA ORANG kiriman kepada Tuan Heer Gurnadur Jenderal, demikianlah adanya. Dan lagi Pula Paduka Anakanda Sri Sultan telah berpesan paying ubur-ubur dan permadani dua lagi senapan Kompeni dan petola sehelai jua adanya.
3SURAT BERTARIKH 28 RABIULAWAL 1211 H/ 31 OKTOBER 1796 M
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
Seperkara lagi, paduka Anakanda Sri Sultan dan segala wazir menteri-menterinya bermaklumkan Paduka ayahanda Kompeni Heer Gurnadur Jenderal dan segala Raden Van India Di Betawi peri hal SEKARANG INI SUDAH DIDALAM BERPERANG DENGAN NEGERI WAWONII ANTARA TIGA BULAN. SEGALA RAJA-RAJA DAN MENTERI-MENTERI SERTA SEGALA RAKYAT TIGA RIBU BILANGAN BANYAKNYA YANG PERGI MENYERANG NEGERI WAWONII TELAH BANYAK YANG MATI DAN LUKA, DAN SENJATA SUDAH BANYAK YANG RUSAK DAN OBAT-OBATAN DAN PELOR SUDAH HABIS DALAM PERANG KAMI. Jadilah padika Anakanda Sri Sultan dan segala wazir menteri-menterinya dengan seboleh-bolehnya menyeru dengan sangat permintaannya yang amat kasihan hatinya dibawah kemuliaan dan kemurahannya oleh Paduka Ayahanda Kompeni Heer gunadur jenderal dan segala raden van india di betawi. MAKA JIKALAU ADA KIRANYA SUKA DAN RELA LAGI PERCAYA KEPADA NEGERI BUTON, MAKA KAMI MINTA MAU BELI SENAPAN BARANG EMPAT RATUS PUCUK YANG BAIK LAGI BAGUS, DAN OBAT EMPAT PULUH PIKUL, DAN TIMAH DUA PULUH PIKUL, DAN BATU API BARANG EMPAT RIBU BILANGAN BANYAKNYA. Maka akan harganya telah juga didalam surat utusan itu, tetapi ddi dalam hati pun permintaan kami jikalau boleh dengan bolehnya maka seyogyanya paduka Ayahanda Kompeni di tolong kami, jangan kiranya memeri sia-siakan permintaan kami ini karena didalam sukar negeri buton. Jikalau binasa Negeri Buton siapa lagi yang rugi dan yang bercinta melainkan Paduka Ayahanda Kompeni Jua adanya.
Seperkara lagi, Paduka Anakanda Sri Sultan dan segala wazir menteri-Menterinya bermaklumkan paduka Ayahanda Kompeni Heer Gurnadur jenderal dan segala raden van India di Betawi perihal adapun NEGERI PAPUA DAN NEGERI SERAN ( SERAM?) SUDAH BERTIFFAD HENDAK MENYERANG NEGERI BUTON PADA MASA KEHABISAN DARI PADA ANGIN TIMUR SEKARANG INI KEHENDAKNYA. ADAPUN JUMLAH BILANGANNYA SELAKSI DUA RIBU ORANG YANG MENUMPANG KEPADA TIGA RATUS HALUAN PERAHUNYA. MAKA PADA MASA SEKARANG INI SETENGAH TELAH SUDAH DATANG. MAKA PERI YANG DISERANGNYA TELAH SUDALAH EMPAT NEGERI YANG BERNAMA HAWASANGKA ( MAWASANGKA?) DAN WAWOLUW ( LOWU-LOWU?) DAN LASALIMU DAN KALEDUPA……………………………………………
Apalah kiranya dalam akhir al-satarnya ini hanyalah binngkisan dua lapan orang laki-laki akan tanda alamat al-hayat dipesankan tabi banyak-banyak, dan lagi pula ada dua orang bodoh akan kiriman Paduka Sri Sultan sendiri datang kepada Paduka Tuan Gurnadur Jenderal sendiri………………………………………………...............
4. SURAT BERTARIKH 22 MUHARAM 1206 H/ 21 SEPTEMBER 1791
………………………………………………………………………………………………………………………………………
Seperkara lagi. PADUKA SRI SULTAN dan segala wazir menteri-menterinya bermaklumkan Paduka yang dipertuan Heer Gurnadur Jenderal dan segala Raden van India di Betawi akan hal peperangan kami dengan negeri Kulincusu sekarang ini maharaja Sapati dan kapitan laut telah sudah dimenangkan Allah dikalahkannya Negeri Kulincusu jua adanya.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Seperkara lagi adapun jurubahasa terlalu lelah dan merasai tiada suatu bagian faedahnya, jadilah menyeru dengan sangat permintaannya kepada TUAN GURNADUR JENDERAL karena biaya dalamnya satu buah tiga belas riyal, disitu adanya. Apalah kiranya pada akhir al-satar HANYA DUA LAPAN ORANG LASYKAR, lain dari itu DUA ORANG LASYKAR akan tanda alamat Gurnadur Jenderal jua adanya.
Catatan.:
  1. Dari Surat-surat yang dikirim oleh Sultan Buton Muhyiuddin menjelaskan bahwa setiap kali Sultan buton berkirim Surat ke Gubernur jendral Belanda di Batavia, selau disertai dengan persembahan 28 budak laki-laki untuk Kompeni danorang ( perempuan?) untuk dipersembahkan khusus pada Gubernur Jendral.
  2. Posisi Buton yang bergatung dengan Kolonial Belanda mendapat ancaman invasi dari kerajaan-kerajaan disekitarnya yang melawan belanda. Untuk itu Buton menjalankan politik adu domba dan menghasut Pemerintah Kolonial Belanda untuk menyerang kerajaan-kerajaan tersebut sekaligus membantu dirinya.
  3. Dalam melakukan invasi ke Kerajaan Wawonii, Buton mengalami kekalahan dan kerugian besar karena selain kehilangan lebih dari dua ribu prajuritnya juga kehabisan senjata, obat-obatan, mesiu dan pemantik meriam. 
  4. LASYKAR adalah sebutan Budak-budak.
By : http://formuna.wordpress.com/surat-surat-sultan-buton/